Kamis, 27 Januari 2011

CATATAN AMIR DAULAH

Bismillahirrahmanirrahim.

1. Allah swt berfirman : Qs. An Nisa : 59 bahwa orang yang beriman diwajibkan untuk ta'at kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri mereka.

2. Ulil Amri yang dimaksud sepeninggal Rasulullah saw tidak lain adalah Khalifah, demikian yang dipraktekkan dan dita'ati oleh para sahabat sepeninggal beliau.

3. Alhamdulillah, kami bersyukur, kaum muslimin sudah mulai menyadari kewajiban mereka berjama'ah dan berkhilafah dan menyadari bahwa tanpa berjama'ah dan berkhilafah (berpecah belah) mereka belum melaksanakan kewajiban dengan benar atau berdosa. Semoga yang demikian itu termasuk proses dalam pembuktian kebenaran janji Allah dalam surat An Nuur ayat 55 dan janji Rasulullah bahwa akan tegak Khilafah 'Alaa Minhajin Nubuwwah di akhir zaman.

4. Seorang Khalifah yang sudah dibai'at sekarang ini tidak lebih baik daripada seorang Nabi yang membawa misi risalah, dan kekhalifahan yang dimaklumatkan tentu tidak lebih baik pula dari kekhalifahan yang dibangun oleh seorang Nabi (Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam) sebagai Khalifatullah Fil 'Ardh, maka ketika Nabi di awal da'wahnya belum mendapat dukungan dari ummatnya, belum memiliki wilayah kekuasaan, dan belum pula di restui oleh para Ulama ahli kitab pada zamannya tidaklah membuat eksistensi Nabi tersebut sebagai Khalifatullah Fil 'ardh menjadi batal, demikian pula Kekhalifahan yang dimaklumatkan sekarang ini.

5. Semoga Maklumat yang disampaikan kepada segenap kaum muslimin di seluruh penjuru dunia ini dapat sampai kepada mereka dan diterima dan didukung oleh hati-hati yang tulus dan jujur semata-mata berharap ridha Allah tanpa terpengaruh oleh hal-hal duniawi sedikitpun, baik berupa wilayah kekuasaan, jabatan, kekuatan militer, dan lain-lain. akan tetapi semata-mata dalam rangka bersatu padu melaksanakan ayat-ayat Allah sesuai dengan kemampuan masing-masing dan semoga kita dipandaikan oleh Allah dalam melaksanakan tugas suci untuk meninggikan kalimat Allah, senantiasa dalam ridha dan maghfirah-Nya. Aamin.

Wassalam.

Tertanda

Amir Daulah Khilafatul Muslimin yang berpusat di Sumbawa Barat.

"Zulkifli Rahman"


Sumber: facebook Ustadz Zulkifli Rahman

Senin, 22 November 2010

Belajar Bahasa Arab


Senin, 15 November 2010

Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Sebenarnya Maha Kasih Sayang Allah itu sangat luas dan tak terbatas. Adapun manusia hanya setitik sifat pengasih yang mampu diwujudkan dalam kehidupan yang fana ini. Untuk memudahkan pemahaman, ibarat ada seorang yang kaya-raya sehingga dia sudah tidak ada masalah lagi dengan harta. Tetapi disamping itu dia juga seorang yang dermawan, jiwa suka memberinya tinggi sehingga suka membantu orang lain yang membutuhkan pertolongannya tanpa pamrih.

Suatu ketika datanglah seorang miskin yang tiada punya apapun meminta uang Rp. 5.000,- sekedar beli nasi untuk sarapan pagi. Dia memberinya sejumlah yang diminta seorang miskin tersebut. Begitulah yang terjadi hampir setiap hari seorang miskin ini selalu datang meminta uang kepada orang kaya ini dan setiap kali datang selalu diberinya uang tanpa pamrih. Hari-hari pun terus berlalu...

sampai kepada suatu pagi yang cerah, pergilah orang kaya ini berjalan-jalan ke pasar sekedar ingin melihat-lihat keadaan dan mengenal kondisi pasar di kotanya sendiri. Disaat sedang berkeliling tiba-tiba pandangannya dikejutkan oleh sesuatu. Di sudut pasar tidak jauh dari tempat orang kaya itu berpijak ada sekumpulan orang yang sedang adu taruhan di meja perjudian. Dia kaget karena diantara orang-orang yang ada disana salah satunya adalah orang miskin yang hampir tiap harinya diberi uang sekedar untuk sarapan paginya. Betapa kecewa hatinya, ingin ditegurnya tetapi berat hati pula. Apalagi begitu dia sengaja dekat kesana dan orang miskin itu secara tidak sengaja tahu kedatangannya pura-pura tidak mengenalnya sampil melanjutkan urusan dia di meja perjudian.

Keesokan harinya, sebagaimana biasa orang kaya ini didatangi kembali orang miskin itu meminta uang untuk sarapan pagi. Tahukah apa yang terjadi? Apakah orang kaya ini rela memberikan uangnya kepada orang miskin itu sebagaimana hari-hari sebelumnya? Apa yang menyebabkan dia bersikap demikian? Subhanallah, itulah manusia dengan segala keterbatasannya.

Berbeda dengan Allah, disaat hambaNya datang kepadaNya memohon diberikan harta,- maka Allah berikan. Ketika hambaNya menggunakan untuk hal-hal terlarang lalu kemudian meminta kembali kepada Allah, Dia kabulkan dengan menambah jumlah harta tersebut agar hambaNya cukup kebutuhannya dan tidak bermaksiat lagi. Hamba tersebut bermaksiat lagi dengan uang yang diberikan, kemudian suatu hari datang kembali kehadapan Allah meminta harta. Allah berikan kembali dengan jumlah yang bertambah dari sebelumnya agar hambaNya merasa cukup dan tidak berlaku dzalim lagi dengan kekurangan sebelumnya. Lagi-lagi bermaksiat kembali dengan harta yg Allah berikan. Tak lama dia datang kepada Allah memohon diberikan kembali atas karuniaNya harta sebagaimana sebelumnya, kali ini Allah tambahkan lagi dari sebelumnya sehingga dimata orang lain apa yang diberikan Allah telah jauh lebih dari cukup. Kali ini dia merasa mampu melampiaskan maksiatnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia manfaatkan harta yang Allah berikan itu untuk mendirikan pusat kemaksiatan agar hamba tersebut lebih mudah melaksanakan urusannya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kini terlenalah hamba yang dzalim itu hingga ajal datang menjemput. Disanalah baru dia sadar bahwa apa yang diberikan Allah itu adalah wujud Maha Pengasih dan Maha Penyayang terhadap hamba seperti dirinya. Jika apa yang Allah berikan itu dimanfaatkan maka bermanfaatlah bagi dirinya untuk hari ini. Tetapi jika yang Allah berikan itu diselewengkan kepada yang dimurkai Allah maka hari ini adalah hari yang sangat mencelakakan.

Harta adalah bagian daripada ujian. Boleh jadi dia akan membawa kebaikan kepada kita dan boleh jadi dia akan membawa keburukan bagi kita. Sehingga janganlah kita memohon kepada Allah agar diberikan kepada kita kekayaan di dunia karena Allah Maha Penyayang jika telah mengabulkan doa tersebut sama artinya memberikan ujian lebih kepada kita. Kalau lulus maka selamatlah kita, tetapi kebanyakan manusia tidak lulus dalam urusan ini. Sehingga patutlah kita berdoa semoga Allah memberikan kebaikan kepada kita di dunia dan memberikan kita kebaikan di akhirat dan menjauhi kita dari adzab neraka kelak. Mudah-mudahan dengan doa ini Allah selalu memberikan kepada kita apa yang kita butuhkan dan baik disisi Allah, bukan apa yang kita inginkan yang belum tentu diridhoi oleh Allah..., Wallahu A'lam.